4 Negara Ini Berpotensi Alami Gelombang Kedua Wabah COVID-19
covid-19 Nasional STAY AT HOME Technology WABAHEmpat negara ini berpotensi mengalami gelombang kedua wabah virus Corona atau COVID-19 dengan peningkatan jumlah kasus infeksi dan kematian dengan cepat.
[vc_single_image source="external_link" external_img_size="full" css_animation="zoomIn" custom_src="https://khabarberita.com/wp-content/uploads/2020/06/945664_720.jpg" caption="Seorang staf medis dalam pakaian pelindung melakukan tes swab dari orang-orang yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Beijing, menyusul kasus baru infeksi penyakit virus corona (Covid-19) di ibu kota Cina, di Nanjing, provinsi Jiangsu, Cina 15 Juni 2020. China Daily via REUTERS"][vc_column_text css_animation="zoomIn"]1. Mesir
Kementerian Kesehatan Mesir mendeteksi 1.218 kasus baru virus corona kemarin sehingga total kasus infeksi tercatat 50,437.
Sementara junlah kematian kemarin telah mencapai 88 orang atau total hingga kemarin ada sebanyak 1.938 kematian.
Kementerian juga mencatat sebanyak 387 pasien dinyatakan sembuh dan sudah keluar dari rumah sakit kemarin. Dengan begitu sejak wabah virus corona menerjang Mesir 14 Februari lalu, jumlah pasien yang sembuh mencapai 13.528 orang.[/vc_column_text][vc_column_text css_animation="zoomIn"]2. Iran
Jumlah kematian akibat wabah virus corona mendekati 10 ribu orang, menurut data Kementerian Kesehatan Iran.
Jumlah orang yang terkena infeksi sudah mendekati 200 ribu orang.
Adapun jumlah yang kematian dalam satu hari mencapai 100 orang untuk pertama kalinya dalam dua bulan ini.
Setelah Iran melonggarkan lockdown pada pertengahan April lalu, justru terjadi peningkatan secara tajam jumlah infeksi baru dalam beberapa pekan.
Lima provinsi di Iran saat ini menjadi zona merah karena tingginya jumlah infeksi virus corona.
Jumlah kematian akibat virus ini mengejutkan, yakni satu kematian setiap 12 hingga 15 menit.
Dalam 24 jam sebanyak 87 orang meninggal sehingga total kematian sebanyak 9.272 orang.
"Statistik menunjukkan dalam beberapa hari ini setiapqw hingga 15 menit warga Iran kehilangan nyawa mereka karena #corona," kata Mizan, media pemberitaan Iran mencuit informasi itu kemarin.
Mencermati statistik itu, Presiden Iran Hassan Rouhani akhir pekan lalu mengatakan Iran akan memerbelakukan kembali laranngan untuk menekan kasus virus corona.[/vc_column_text][vc_column_text css_animation="zoomIn"]3. Slovenia
Di luar perkiraan, Slovenia sebagai negara Eropa pertama yang menyatakan wabah virus corona berakhir pada Mei lalu, justru akan kembali memberlakukan karantina wajib 14 hari bagi orang yang datang dari Serbia, Bosnia dan Kosovo.
Pemerintah Slovenia, menyatakan kewajiban karantina 14 hari berlaku mulai hari ini, 19 Juni 2020.
"Kami ingin mencegah agar tidak mengikuti mereka yang terinfeksi, maka kami butuh reaksi cepat di mana dibutuhkan, khususnya perbatasan kita yang pertama," kata Tomaz Gantar, menteri kesehatan dalam konferensi pers.
Selain memperketat aturan yang mau masuk Slovenia, pemerintah juga akan meningkatkan larangan dalam negeri jika penyebaran virus berlanjut.
Sementara jumlah kasus infeksi virus corona di Iran mencapai 197.647 kasus, dan sebanyak 156.991 orang dinyatakan sembuh.
Dalam pengumuman kemarin, karantina 14 hari sejak pekan lalu diberlakukan untuk pendatang dari 31 negara.[/vc_column_text][vc_column_text]4. Cina
Cina daratan melaporkan 32 kasus baru virus corona pada 18 Juni 2020. Sebanyak 25 kasus di antaranya ditemukan di Beijing, ibukota China.
Jumlah kasus baru ini meningkat dibandingkan sehari sebelumnya sebanyak 28 kasus, 21 di antaranya di Beijing.
Pemerintah lokal Cina memberlakukan larangan ketat pergerakan orang-orang di Beijing dan mengambil langkah untuk mencegah virus dari penularan.
Fakta baru, sebanyak 5 pasien tanpa gejala virus corona, ditemukan pada 18 Juni lalu dibandingkan 8 hari sebelumnya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]