Pengusaha: Mal Cuma Buka Sampai Jam 19.00 Bikin Buntung
BusinessJakarta - khabarberita.com | Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membatasi jam operasional mal-mal di Ibu Kota hanya sampai pukul 19.00 WIB selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kebijakan itu ternyata berdampak pada penjualan tenant di mal, yakni transaksinya mengalami penurunan.
"Yang saya dapat laporan di 24-25 Desember yang tadinya sudah bagus penjualannya, malah ada penurunan. Penurunannya itu dikarenakan itu jam 19.00 WIB orang jadi nggak bisa makan malam, sehingga traffic turun. Berapa persennya belum ada data, tapi terlihat dari penjualan ada penurunan dari tanggal sebelumnya," kata Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO)Budihardjo Iduansjah, Sabtu (26/12/2020).
Anies sendiri membatasi operasional mal sejak 24 Desember kemarin, sampai 27 Desember besok. Lalu, pembatasan akan berlaku kembali pada 31 Desember 2020 sampai 3 Januari 2020.
Menurut Budi, sebelum pembatasan itu, transaksi para tenant di mal sudah mengalami perbaikan, bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Sayangnya, transaksi kembali turun ketika dibatasi.
"Sebelum tanggal 24 Desember masih normal bukanya sampai jam 21.00 WIB. Itu traffic sudah bagus, orang berbelanja ke mal ada kenaikan dibanding bulan November. Lalu di 24-26 Desember ini kan hanya sampai 19.00 WIB," kata dia.
Budi mengatakan, pembatasan ini mengakibatkan pengunjung mal tak bisa makan malam. Ternyata, hal itu berdampak langsung pada penjualan di toko-toko lainnya.
"Nah yang kita harapkan besok kan sudah boleh nih, 28-30 Desember, kalau itu naik lagi, tapi 31 Desember dibatasi lagi, ya berarti memang statement Hippindo bahwa restoran itu sangat membantu traffic ke mal," ujarnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja. Ia mengatakan, meski sedang libur panjang, pengunjung mal tak bertambah banyak karena jam operasional dibatasi hanya sampai pukul 19.00 WIB.
"Sesuai yang diperkirakan bahwa pada hari libur Natal 2020 kemarin tidak terjadi lonjakan kunjungan ke Pusat Perbelanjaan dan bahkan tingkat kunjungan cenderung datar saja. Berbagai pembatasan yang diberlakukan selama liburan Natal tahun ini cukup berpengaruh terhadap tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan," jelas Alphonz.
Menurutnya, meski tak dibatasi pun, sebenarnya mal sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Kapasitasnya pun terus dibatasi maksimal 50%.
"Sejak awal di Pusat Perbelanjaan telah berlaku protokol kesehatan secara berlapis. Lapis pertama adalah Protokol Kesehatan yang diberlakukan oleh pengelola Pusat Perbelanjaan. Lapis kedua adalah protokol kesehatan yang diberlakukan oleh penyewa Pusat Perbelanjaan," imbuh dia.
Kembali ke Budi, ia sangat menyayangkan jam operasional mal di DKI dibatasi. Menurutnya, kebijakan itu sama saja dengan menutup mal.
"Saya sih bilang jam 20.00 deh setidaknya. Kalau jam 20.00 kan masih oke lah orang makan, selesai 19.30 WIB, dia buru-buru beli apa, misalnya ke supermarket, lalu pulang. Itu masih enak, kalau pukul 19.00 tuh mendingan ditutup saja," ucap Budi.