KNKT: Perlu 2-5 Hari Buat Buka Isi FDR Black Box Sriwijaya
NasionalJakarta, khabarberita.com --
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menyebut perlu waktu dua hingga lima hari bagi lembaganya untuk mengunduh data dan memeriksa kotak hitam (black box) yang merekam data penerbangan (Flight Data Record/FDR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang dipastikan telah ditemukan di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
"Kami mohon doa, data dari FDR memakan waktu dua sampai lima hari bisa lancar dan mengungkap misteri penyebab kecelakaan ini," kata Soerjanto saat menggelar konferensi pers di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1).
Setelah data diunduh, sambungnya, barulah tim investigasi KNKT menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan penerbangan pesawat rute Jakarta-Pontianak pada Sabtu (9/1) sore lalu.
Sejauh ini, tim SAR baru menemukan satu dari dua black box dalam pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Satu black box lagi yakni yang berisi rekaman suara di kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR) belum ditemukan.
Dalam proses pencarian oleh tim SAR di laut, kata Soerjanto, pihaknya mendapatkan informasi bahwa alat yang menunjukkan letak black box itu atau pembising (pinger) terlepas dari FDR.
Oleh karena itu, dia tetap bersyukur lantaran salah satu bagian terpenting dari pesawat ini bisa ditemukan dengan cepat.
"Memang pembising atau pinger tersebut terlepas dari black box tapi alhamdulillah kita bisa menemukan FDR," kata dia.
Sebelumnya, black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara ditemukan. Black box berisi data penerbangan yang bisa digunakan untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat tersebut ditemukan sekira pukul 16.40 WIB.
Meski black box Sriwijaya Air jenis FDR telah ditemukan, bagian lain dari kotak hitam yakni bagian CVR (Cockpit Voice Recorder) masih dalam pencarian.