DomaiNesia

LAPAN: Roket China yang Jatuh di RI Bawa Satelit Observasi

LAPAN: Roket China yang Jatuh di RI Bawa Satelit Observasi

 

Jakarta, khabarberita.com  -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengklarifikasi soal temuan roket Chang Zheng (Long March) milik China yang jatuh di Teluk Kramat, Kalimantan Tengah, pada Selasa (5/1). Sebelumnya LAPAN menyebut roket itu digunakan untuk peluncuran satelit Beidou pada 2019.

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan setelah memeriksa ulang historical data benda jatuh di Space-track dan analisis orbitnya, objek yang jatuh adalah bekas roket China CZ-3B dengan nomor katalog 46611.

"Roket itu diluncurkan 11 Oktober 2020 digunakan untuk meluncurkan satelit observasi bumi Geofen-13. Orbit semula apogee 884 km dan perogee 94 km. Jatuh di pantai Kalimantan Tengah 2 Januari 2021 pukul 06.27 WIB," kata Thomas ,Kamis (7/1).



Menurut Thomas, pihaknya masih terus menelusuri roket yang berlogo Lembaga Antariksa China (CNSA) untuk menjadi acuan.

Sebelumnya Thomas mengatakan roket itu digunakan untuk peluncuran satelit navigasi Beidou 3-IGSO-3 pada 4 November 2019.

"Objek bertuliskan CNSA di Kalimantan menurut analisis orbit sampah antariksa adalah bagian roket CZ-3B (Long March -3B) dengan nomor catalog 44710," kata Thomas, Rabu (6/1).

Dalam keterangan resmi, LAPAN menerangkan benda berukuran sekitar 3 x 4 meter itu jatuh pada Senin (4/1), dan telah diperiksa oleh aparat setempat.



LAPAN membeberkan sempat mendeteksi objek yang melintas rendah di atas wilayah Indonesia pada tanggal 4 Januari 2021. Sekitar pukul 14.01 WIB, sistem pemantauan orbit LAPAN mendeteksi empat objek yang melintas di atas wilayah Indonesia dengan ketinggian rendah.

Salah satu objek, yakni CZ-3B R/B yang memiliki nomor katalog NORAD 44710 merupakan objek yang jatuh di Teluk Kramat. Kala itu, objek mencapai ketinggian minimum (perigee) sekitar 121 kilometer di atas permukaan Bumi dan ketinggian maksimumnya hampir 11.500 kilometer.

Model peluruhan orbit yang diadopsi, lanjut LAPAN, memperkirakan bahwa bekas roket tersebut akan mengalami re-entry pada bulan Maret 2021. Dengan input yang sedikit berbeda, model peluruhan sempat memberikan prediksi re-entry pada tanggal 4 Januari 2021.

"Simpangan waktu prediksi re-entry tersebut wajar terjadi, terlebih untuk objek yang memiliki orbit lonjong. Berdasarkan pemantauan virtual orbit benda jatuh antariksa yang telah dilakukan, objek nomor 44710 dianggap sebagai benda antariksa yang paling mungkin jatuh di pesisir Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada tanggal 4 Januari 2021," kata LAPAN.



LAPAN menyebut ada beberapa indikasi yang membantu identifikasi objek. Pertama, struktur yang ditemukan berbentuk segmen tabung kulit dengan diameter 3-5 meter. Di salah satu sisinya tergambar bendera Tiongkok serta logo China National Space Agency (CNSA) yang tampak sedikit terbakar.

Segmen kulit tabung tersebut, kata LAPAN juga masih tampak berwarna putih dengan sedikit bekas terbakar di beberapa bagian.

"Indikasi tersebut disertai analisis orbit yang disebutkan sebelumnya mengarah pada dugaan bahwa benda yang ditemukan merupakan bagian luar roket Chang Zheng 3B yang diluncurkan tanggal 4 November 2019 yang lalu," kata LAPAN.



Namun, LAPAN mengklaim ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan. Benda yang mengalami re-entry akan mengalami gesekan dengan atmosfer hingga memanas dan terbakar. Sebagian besar benda akan terbakar atau setidaknya akan tampak hangus ketika mencapai permukaan Bumi.

LAPAN berkata adanya benda dengan material ekstra kuat yang dapat bertahan dan menyisakan bagian yang mencapai permukaan Bumi. Proses re-entry juga dapat disertai ledakan yang akan mencerai-beraikan roket. Selubung luar roket juga dapat terkoyak tak beraturan.

"Pemikiran ini membuat kesimpulan bahwa benda yang jatuh di Kotawaringan Barat merupakan bekas roket CZ-3B menjadi tidak sepenuhnya meyakinkan," kata LAPAN.

source



Load comments