Unik! Kashmir Punya Kafe Igloo, Bikin Turis Takjub
TravelKhabarberita.com | Kashmir - Tempat wisata paling populer di Kashmir Utara memiliki daya tarik baru yang keren. Sebuah kafe igloo dibangun di sana.
Kashmir kini memiliki kafe igloo yang mirip dengan rumah es di eskimo yang biasanya menjadi rumah sementara para pemburu. Kafe igloo itu dibangun dari salju yang menutupi ladang Gulmarg pada musim dingin ini.
Dengan bentuknya yang unik igloo ini bukan hanya tempat yang sempurna untuk berfoto selfie, namun di dalamnya terdapat kafe dengan sajian teh dan makanan tradisional Kashmir.
Pasangan traveler Sushant dan istrinya datang dan singgah di kafe igloo. Mereka amat terkesan dengan keunikannya.
"Ini pertama kalinya saya melihat kafe igloo. Luar biasa. Indah. Lumayan besar. Dan, makanannya juga enak, kami mencicipi Kehwa, minuman yang merupakan minuman asli Kashmir," kata Sushant, Minggu (21/2/2021).
Managing Director Kolohai Group of Hotels, Syed Waseem Shah, adalah otak di balik kafe igloo. Dia mendapatkan inspirasi dari perjalanannya ke Eropa.
"Saya telah melihat mereka membangun hotel igloo ini di Swiss - Zermatt, lebih tepatnya, di mana mereka memiliki hotel salju yang besar. Jadi, dari sana saya mendapatkan inspirasi ini dan saya berpikir mengapa tidak membangunnya di Kashmir," kata Shah.
Butuh waktu lebih dari 15 hari untuk membangun igloo. Shah mengatakan mereka mengalami beberapa tantangan dalam pembangunan kafe igloo itu.
"Orang harus memikirkan bagaimana saya akan mengemas salju untuk menghasilkan struktur yang tahan lama, bagus untuk beberapa bulan. Jadi, Anda tahu, ini benar-benar sulit," kata dia.
"Saya harus menambahkan air itu juga ke balok-balok itu, Anda tahu, salju. Jadi, itu adalah 50 persen salju dan 50 persen air untuk menciptakan kekuatan itu, yang akan menahan igloo itu," kata Shah.
"Dan, bagian yang indah dari kafe igloo ini adalah tebalnya sekitar 0,5 meter. Ini dibuat untuk menopang setidaknya selama dua bulan," dia menambahkan.
Kafe igloo itu memiliki tinggi 4,5 meter dan lebar 7,3 meter. Di dalamnya, terdapat empat meja yang terbuat dari es dan salju. Ruangan tersebut dapat menampung 16 orang sekaligus.
Kafe ini didekorasi dengan gaya tradisional Kashmir. Sebagai gambaran, kursi dan meja dilapisi kulit domba dan ceret Kashmir yang dikenal sebagai samovar diletakkan di atas meja.
Setiap hari sebelum kafe dibuka untuk pelanggan, Mashkoor Ashraf berjalan-jalan di dalam kafe itu sekaligus mengedarkan asap dari biji Harmel atau Esfand aromatik sebagai bagian dari tradisi Kashmir.
"Kami menggunakan Esfand sebagai bagian dari ritual untuk pertanda baik. Itu juga membantu menjauhkan roh jahat," dia menjelaskan.
Para tamu disuguhi Kashmiri kehwa sebagai minuman selamat datang, minuman dengan perpaduan eksotis daun teh hijau lokal, rempah-rempah utuh, kacang-kacangan, dan kunyit.
Gulmarg atau padang rumput bunga adalah kota penggembalaan di dataran tinggi Kashmir yang dikuasai India. Terletak di 2.745 meter di atas permukaan laut dan dikembangkan sebagai resor oleh Inggris hampir seabad yang lalu.
Setelah periode kehancuran ekonomi, kedatangan wisatawan akhirnya membawa keceriaan ke wilayah Himalaya yang bergantung pada pariwisata.
Bisnis lokal mencoba merancang pengalaman inovatif bagi para pengunjung sehingga mereka dapat menikmati liburan yang tak terlupakan.
Kafe igloo itu cukup menggoda bagi Rishabh Bindal. Dia bahkan menyebut kafe igloo tersebut masuk dalam urutan pertama wish list-nya saat tiba di Kashmir.
"Itu adalah daftar teratas untuk mengunjungi kafe ini," katanya.
"Dan saat berada di dalam kafe yang tidak biasa ini, kami merasa sangat nyaman di dalam, hangat dan nyaman, dan di luar sangat dingin. Dan saya belum pernah melihat hal ini, di mana pun."
Industri pariwisata Kashmir menderita kerugian besar karena lockdown selama dua tahun terakhir. Pertama, setelah New Delhi mencabut status semi-otonom kawasan itu pada 2019, dan kemudian karena pandemi virus Corona.
Para turis tertantang untuk mendapatkan sensasi suhu di bawah nol di perbukitan yang tertutup salju ini. Kedatangan mereka menjadi lapisan perak pertama bagi bisnis lokal yang sedang berjuang, dengan hotel yang habis dipesan.
Src