2 Tahun, 13,4 Juta Orang Ikuti Program Kartu Prakerja
Newskhabarberita.com | Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menyatakan program Kartu Prakerja telah diikuti 13,4 juta peserta dalam 2 tahun terakhir yang mencakup 34 provinsi dari 514 kabupaten/kota.
Program tersebut merupakan upaya pemerintah menjalankan pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui skilling, reskilling, dan upskilling.
“Mulai Kabupaten Merauke 16.908 orang, Sabang 1.653 orang, hingga Kepulauan Talaud 294 orang. Jumlah peserta baik laki-laki maupun perempuan hampir seimbang, melibatkan disabilitas, orang tua, dan peserta yang pendidikan SD,” ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam webinar bertajuk “Dua Tahun Perjalanan Kartu Prakerja Mentransformasi Layanan Publik: Capaian, Pelajaran, dan Strategi ke Depan” pada Rabu (27/7/2022).
Dalam 2 tahun pelaksanaan Kartu Prakerja telah tersedia 2.000 jenis pelatihan dan melayani 5,6 juta peserta per tahun dengan berbagai latar belakang dari 514 kabupaten/kota. Dengan tingginya jumlah peserta dan cakupan wilayah, Airlangga mengatakan program tersebut berjalan inklusif sejalan agenda pembangunan berkelanjutan SDG’s yakni living no one behind. “Jumlah tersebut bukan hanya angka, tetapi ini adalah sumber daya manusia yang luar biasa,” ucap Airlangga.
Dia mengatakan program Kartu Prakerja dijalankan sesuai janji kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi). Awalnya program tersebut fokus memberikan pelatihan kepada angkatan kerja, tetapi karena situasi ekonomi tertekan di masa pandemi, maka program Kartu Prakerja diubah menjadi semibansos.
“Program bersifat semibansos, tidak 100% pelatihan, banyak orang mempertanyakan pelatihan ini apakah efektif? Apakah bantuan ini mampu melindungi daya beli masyarakat? Jawabannya adalah iya,” kata dia.
Sejumlah lembaga yaitu Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-Pal), Bank Dunia, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dan Badan Pusat Statistik (BPS) sudah melakukan kajian terhadap program Kartu Prakerja. Dari hasil kajian lembaga-lembaga tersebut menunjukkan dampak positif Kartu Prakerja terhadap terhadap learning, kebekerjaan, kewirausahaan, pendapatan, ketahanan pangan, dan inklusi keuangan.
“Jadi kesimpulannya program Kartu Prakerja ini bersifat efektif berhasil menjalankan misi gandanya untuk keterampilan sekaligus perlindungan masyarakat. Hasil baik tentunya berasal dari serangkaian proses dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar di belakangnya,” tutur Airlangga.
Menurutnya dengan pelaksanaan program tersebut dijalankan secara digital, menunjukan inovasi bersifat government to people (G to P). “Kartu Prakerja adalah program government to peopleyang inovasinya dari Indonesia. Semoga program ini dapat menyediakan pelajaran bagi kita semua, ini bisa direplikasi untuk model pembangunan di berbagai negara lain,” kata Airlangga.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen menyoroti pentingnya sistem pembayaran G to P dalam pelaksanaan program Kartu Prakerja. Dia menilai program tersebut dapat memberikan bantuan kepada individu dan keluarga dengan cara aman, terjamin, dan efisien. Dari kajian yang dilakukan, ada tiga temuan dalam pelaksanaan program Kartu Prakerja. Pertama, pentingnya memberikan menu pilihan penyedia rekening bank kepada penerima bansos. “Praktik perluasan opsi penyedia rekening bank tersebut diharapkan dapat meningkatkan penggunaan rekening bank," ucap Satu.
Kedua, mayoritas pengguna cenderung langsung mencairkan pembayaran bansos. Oleh karena itu, perlu didorong peralihan ke sistem pembayaran digital. Ketiga, studi menunjukkan bahwa sistem pembayaran G to P memiliki lebih banyak ruang untuk mendorong inklusi keuangan melalui kolaborasi antara pemerintah dan penyedia pembayaran.