Jumlah Pelanggan Lebih Banyak, Akankah Transaksi Kripto Salip Saham?
Ekonomi
khabarberita.com | Jumlah pelanggan aset kripto di Indonesia per akhir Juni 2022 telah menembus angka 15,1 juta.
Jumlah itu naik 3,9 juta selama semester I, dari periode akhir tahun lalu yang mencapai 11,2 juta. Di mana, khusus bulan Juni saja kenaikannya sebanyak 962.038 pelanggan.
Secara demografi, pelanggan kripto 79% didominasi oleh laki-laki, 69% berada di Pulau Jawa, dan 32% didominasi 18-24 tahun, serta 28% oleh karyawan swasta.
Bila dibandingkan dengan bursa saham, memang jumlah investor pasar modal, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), baru mencapai angka 9,11 juta investor per akhir Juni 2022, namun secara jumlah transaksi lebih banyak 4 kali lipat ketimbang kripto.
Sementara, sepanjang tahun ini, jumlah investor pasar modal sudah berhasil tumbuh 1,62 juta. Mengingat pada akhir 2021, jumlah investor pasar modal baru mencapai 7,49 juta investor.
Mencermati itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga optimistis jumlah transaksi kripto nantinya akan bisa menyalip transaksi di pasar modal. Tercatat, per Juni transaksi kriptomencapai Rp 212 triliun. Adapun, di akhir 2021 sebesar Rp 859,4 triliun atau setara dengan Rp 2,35 triliun rata-rata nilai transaksinya harian. Sedangkan, share nilai transaksi Indonesia terhadap pasar global harian masih amat kecil baru 0,19% di tahun lalu.
“Bahwa dari sisi transaksi kita belum sebesar bursa efek tapi dari sisi bagaimana melihat pertumbuhannya saya yakin bisa melewati transaksi di bursa efek yang Rp 3.300 triliun, nah kita (kripto, red) baru Rp 859 triliun, itu masih 4 kali lipatnya. Tapi, kalau lihat pertumbuhannya yang sangat signifikan masih memungkinkan,” katanya dalam diskusi Peluang & Tantangan Industri Blockchain di Indonesia di Universitas Diponegoro Semarang, Selasa (19/7/2022).
Namun, jumlah transaksi kripto per bulannya akhir-akhir ini menyusut seiring dengan crypto winter. Misalnya saja di Januari tercatat sebesar Rp 42,14 triliun dan di bulan Juni terpangkas separuhnya hanya tinggal Rp 20 triliun.
Meski begitu, Jerry yakin dengan jumlah pelanggan yang terus bertambah meski kripto sedang turun harganya, penambahan jumlah token, maka jumlah transaksi kripto diyakininya masih akan bisa naik lagi. “Jumlah token, jumlah user bertambah saya yakin di tahun ini bisa naik lagi transaksinya,” ungkapnya.
Mengacu data CoinMarketCap saat ini adalah 501 pedagang aset kripto di seluruh dunia. Sementara, di Indonesia dari data Bappebti ada 25 pedagang kripto yang terdaftar dengan 229 jenis aset kriptoyang dapat diperdagangkan di pasar fisik aset kripto.
Adapun, nilai Bitcoin, mata uang kripto terbesar berdasarkan nilai pasar, telah terpangkas 58% hanya pada kuartal II-2022, terburuk sejak 2011. Namun, nilai Bitcoin pada Selasa (19/7/2022) siang ini berhasil menguat kembali dan telah naik 9,55% dalam sepekan.
Lebih lanjut, Jerry mengatakan, adopsi kripto di Indonesia menurutnya sudah jauh lebih bagus dibandingkan negara tetangga. Hal itu pun bahkan diakui oleh negara-negara lain. Untuk itu, dia mengimbau para developer lokal agar tidak melewatkan potensi ini begitu saja.
“Peminat kita dari segi transaksi besar, dibandingkan Malaysia, Singapura kita lebih besar dan menurut mereka kita juga lebih advance. Tapi, kalau dari segi produk, kita sedang berjuang untuk penambahan token lokal,” katanya.