Jokowi: Awal Pandemi Lockdown, Ekonomi Minus 17%
EkonomiKhabarberita.com | Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai keputusannya tidak melakukan lockdown saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia adalah tepat.
Pasalnya kalau lockdown dilakukan, maka ekonomi bisa menurun tajam hingga minus 17%. Kemudian, diceritakannya sebelum mengambil keputusan, ia bersemedi terlebih dulu.
“Saat itu saya semedi. Saya endapkan betul. Apakah benar kita harus melakukan itu (lockdown), jawabannya tidak usah lockdown, ternyata betul, saya enggak bisa membayangkan kalau saat itu kita lockdown mungkin kita bisa masuk ke minus lebih 17%,” kata Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2022).
Diungkapkannya, perubahan situasi global sangat luar biasa. Hal itu diawali dengan pandemi Covid-19 yang menyerang hampir seluruh negara di dunia. “Kita tahu semuanya,” ujar Presiden.
Apalagi pada awal pandemi Covid-29, hampir 70 negara melakukan lockdown. Bahkan di jajaran kabinet Indonesia Maju juga meminta dilakukan lockdown. Bahkan berdasarkan survei, masyarakat lebih 80% meminta lockdown.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia beruntung saat di awal-awal pandemi, Indonesia tidak melakukan lockdown. Ia tidak bisa membayangkan jika benar-benar melakukan lockdown, maka berakibat buruk bagi ekonomi, sosial, politik di Tanah Air.
“Kita beruntung saat itu, awal-awal pandemi, Indonesia tidak lockdown. Saya enggak bisa memperkirakan kalau kita saat itu melakukan lockdown, berakibat pada ekonomi seperti apa, berakibat pada sosial politik seperti apa,” terang Presiden Jokowi.
Ia mengatakan banyak belajar berbagai hal dari pandemi, khususnya tentang bagaimana menghadapi guncangan-guncangan.
“Belajar sangat banyak, bagaimana mengonsolidasi negara ini agar bisa bersama-sama dari semua, dari pusat, kemudian provinsi, daerah sampai ke tingkat RT. Dari yang namanya ormas bergabung dengan TNI, dengan Polri, masyarakat semuanya bergerak bersama-sama,” jelas Presiden Jokowi.
Dikatakan bahwa konsolidasi seperti itulah yang harus diteruskan dalam menghadapi pasca pandemi karena perang, karena adanya krisis energi, karena adanya krisis pangan, adanya krisis finansial.
“Yang paling penting kita bisa mengkonsolidasi dari atas sampai ke bawah. Karena saya meyakini lanskap politik global ini akan berubah, bergeser. Lanskap ekonomi juga akan berubah dan bergeser. Ke arah mana? Ini yang belum ketemu,” kata Presiden Jokowi.