Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut Penjelasan Ulama
NewsKhabarberita.com | Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini, 12 Rabiul Awal 1444 H jatuh pada tanggal 8 Oktober 2022.
Sebagian umat Muslim, biasanya merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW sejak tanggal 7 Oktober 2022 setelah waktu Maghrib.
Perlu diketahui Maulid Nabi merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di hari tersebut, sebagian umat Muslim memperingatinya dengan berbagai amalan ibadah.
Lantas bagaimana sebenarnya, hukum maulid menurut para ulama? Simak artikel ini sampai habis.
Ustadz Abdul Somad dalam buku 37 Masalah Populer menyampaikan, dalam Fatâwa al-Azhar oleh Syekh ‘Athiyyah Shaqar dijelaskan bahwa menurut Imam al-Suyuthi, al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dan Ibnu Hajar al-Haitsami memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW itu baik.
Meskipun demikian, mereka mengingkari perkara-perkara bid’ah yang menyertai peringatan maulid.
Pendapat para ulama yang menyebut memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah hal baik, didasarkan dalam dalil berikut:
1. Lahirnya Nabi Muhammad SAW adalah Nikmat dan Karunia Allah
Imam an-Nasa’i, Abdullah bin Ahmad dalam Zawâ’id al-Musnad, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-ÃŽmân dari Ubai bin Ka’ab meriwayatkan dari Rasulullah Saw bahwa Rasulullah Saw menafsirkan kalimat Ayyâmillah sebagai nikmat-nikmat dan karunia Allah Swt.
Dengan demikian maka makna ayat ini: “Dan ingatkanlah mereka kepada nikmat-nikmat dan karunia Allah”.
Dan kelahiran nabi Muhammad Saw adalah nikmat dan karunia terbesar yang mesti diingat dan disyukuri.
Rasulullah Saw memperingati hari kelahirannya dengan melaksanakan puasa pada hari itu.
Ini terlihat dari jawaban beliau ketika beliau ditanya mengapa beliau melaksanakan puasa pada hari Senin.
"Rasulullah Saw ditanya tentang puasa hari senin. Beliau menjawab, “Pada hari itu aku dilahirkan dan hari aku dibangkitkan (atau hari itu diturunkan [al-Qur’an] kepadaku)”. (HR. Muslim).
2. Niat Mengagungkan Rasulullah SAW
Pendapat Ibnu Taimiah: “Mengagungkan hari kelahiran nabi Muhammad Saw dan menjadikannya sebagai perayaan terkadang dilakukan sebagian orang, maka ia mendapat balasan pahala yang besar karena kebaikan niatnya dan pengagungannya kepada Rasulullah Saw,”
3. Mengandung banyak kebaikan
Pendapat Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani.
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani pernah ditanya tentang peringatan maulid nabi, beliau menjawab:
Hukum asal melaksanakan maulid adalah bid’ah, tidak terdapat riwayat dari seorang pun dari kalangan Salafushshalih dari tiga abad (pertama). Akan tetapi maulid itu juga mengandung banyak kebaikan dan sebaliknya.
Siapa yang dalam melaksanakannya mencari kebaikan kebaikan dan menghindari hal-hal yang tidak baik, maka maulid itu adalah bid’ah hasanah. Dan siapa yang tidak menghindari hal-hal yang tidak baik, berarti bukan bid’ah hasanah.
4. Jalan mengingat Rasuluah SAW
Syekh ‘Athiyyah Shaqar mantan ketua Komisi Fatwa Al-Azhar Mesir:
Menurut pendapat saya, boleh memperingati maulid nabi pada saat ini ketika para pemuda nyaris melupakan agama dan keagungannya, pada saat ramainya perayaan-perayaan lain yang hampir mengalahkan hari-hari besar agama Islam.
Peringatan maulid tersebut diperingati dengan memperdalam sirah (sejarah nabi), membuat peninggalan-peninggalan yang dapat mengabadikan peringatan maulid seperti membangun masjid atau lembaga pendidikan atau amal baik lainnya yang dapat mengaitkan antara orang yang melihatnya dengan Rasulullah Saw dan sejarah hidupnya.