Mensos Serahkan Bantuan Presiden ke Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan
NewsKhabarberita.com | Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyerahkan titipan bantuan santunan dari Presiden Joko Widodo kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Selain santunan dari Presiden, keluarga korban tragedi Kanjuruhan juga mendapatkan santunan dari Kementerian Sosial.
Menurut Risma, hari ini ada tujuh santunan yang diberikan keluarga korban tragedi Kanjuruhan."Santunan dari Kementerian satu, dari Bapak Presiden untuk enam keluarga korban," kata Mensos, di Malang, Jum'at (28/10/2022).
Ia menjelaskan, santunan yang diberikan kepada keluarga korban tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah. "Bantuan ini sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dan untuk meringankan beban keluarga korban," ujarnya.
Mensos berjanji akan melakukan tindak lanjut kepada keluarga atau anak-anak yang kehilangan orang tua akibat peristiwa tersebut.
"Ini niatnya bukan menggantikan putra-putri bapak ibu sekalian atau adik atau kakak yang telah meninggalkan kita semua. Kami mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Saya berharap tidak ada lagi peristiwa serupa yang terjadi di kemudian hari, tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia," ucap Risma.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengimbau kepada korban luka-luka tragedi Kanjuruhan dari Kota Malang yang sampai saat ini belum mengklaim biaya perawatan agar mendatangi Dinas Kesehatan Kota Malang."Korban yang mengalami luka dan masih menjalani perawatan, kalau ada kuitansi, penebusan obat dan sebagainya segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota, kita ganti," ujarnya.
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi seusai laga Arema FC melawan Persebaya pada hari Sabtu(1/10/2022), menyebabkan 135 orang suporter tewas. Korban meninggal dunia mulai anak-anak hingga orang dewasa disebabkan karena patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, ratusan suporter lainnya mengalami luka berat dan luka ringan.
Tragedi memilukan itu, saat ini masih menyisakan kesedihan dan duka mendalam bagi masyarakat. Bahkan, gelombang demonstrasi menuntut tanggung jawab aparat Kepolisian terus dilakukan Aremania.
Sejumlah tuntutan keadilan terus diteriakkan Aremania. Lontaran gas air mata hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa, membuat Aremania dan masyarakat Malang sampai saat ini hilang rasa kepercayaan terhadap polisi.