Ketum PBNU Bangga PAN Tidak Kedepankan Politik Identitas
Pemilu 2024 PoliticsKhabarberita.com | Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf menilai Partai Amanat Nasional (PAN) sudah berhasil mentransformasikan dirinya menjadi partai yang rasional. Dia bangga partai berlambang matahari putih ini tidak mengedepankan politik identitas.
Hal ini disampaikan Yahya Cholil Staquf saat menghadiri Simpsoum 1 Abad NU di Hotel Sheraton, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/1/2023).
"Kita tahu PAN sudah bertransformasi sedemikian rupa, lebih rasional dan melalui proses yang wajar, alami. Di PAN tidak ada drama pencurian partai, karena normal semua dan jadi lebih rasional, bahkan sowan ke ulama kiai NU masyaallah," kata Gus Yahya.
Yahya Cholil Staquf menyampaikan terima kasih banyak kepada PAN dan juga Ketua Umum Zulkifli Hasan yang sudah ikut menyemarakkan 1 Abad NU dan menyambut abad ke-2 nya.
"Ini agak paradoks. Saya melihat Pak Zul dan pimpinan-pimpinan PAN memakai sarung, sementara saya datang bersama sekjen, bendum dan ketua Lakpesdam NU justru memakai celana. Semoga yang pakai sarung juga pakai celana,” selorohnya disambut gelak tawa para hadirin.
Dalam pidatonya Gus Yahya menekankan pentingnya menjaga persatuan kebangsaan, ukhuwah wathoniyah.
Yang menarik, meskipun membahas mengenai kiprah 1 Abad NU, simposium ini tidak hanya menghadirkan para cendekiawan NU.
“Ini acara PAN, partai yang lahir dari rahim Muhammadiyah, mungkin banyak yang bertanya mengapa menggelar simposium 1 Abad NU? Kami ingin mensyiarkan bahwa NU dan Muhammadiyah adalah dua sayap garuda yang menjaga NKRI. PAN konsisten memperjuangkan gagasan tengahan yang juga menjadi ruh perjuangan NU dan Muhammadiyah. PAN bukan partai politik identitas.” Kata Zulhas.
Acara yang menghadirkan 1.000-an masyarakat Nahdliyin dan Muhammadiyin Jawa Timur ini, sukses menyedot atensi para hadirin. Mereka antusias menyaksikan guyubnya PAN dan warga Nahdliyin.
Para cendekiawan yang hadir sebagai narasumber memberikan pemaparan pentingnya menjaga sinergitas NU-Muhammadiyah. “Banyak orang berpersepsi bahwa politik itu memecah belah, sore ini PAN membalikkan semua itu. Membuktikan bahwa PAN bisa mempersatukan NU dan Muhammadiyah. Melintasi batas-batas kelompok dan identitas,” kata Ulil Abshar Abdalla dalam pemaparannya.