DomaiNesia

PPP-PAN Tergoda Ganjar, ke Mana Golkar dengan Elektabilitas Airlangga?

PPP-PAN Tergoda Ganjar, ke Mana Golkar dengan Elektabilitas Airlangga?


Khabarberita.com Jakarta,
Satu per satu anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mulai nampak memberikan dukungan kepada calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tergabung dalam KIB bersama Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) telah mendeklarasikan dukungan terhadap Ganjar sebagai capres. Bahkan, PPP dan PDIP resmi membangun kerja sama politik atau koalisi untuk mengusung Ganjar.

Di sisi lain, PAN juga memberi sinyal terkait dukungannya kepada Ganjar. Ketua Dewan Pakar PAN Drajad Wibowo menyatakan pengurus PAN banyak menggaungkan nama Ganjar untuk diusung sebagai capres di Pilpres 2024.

Teranyar, Golkar justru dikabarkan telah sepakat bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang digagas Gerindra dan PKB. Ketua DPP PKB, Faisol Reza mengatakan ketiga partai bersepakat untuk membentuk koalisi besar, terutama setelah PPP meninggalkan KIB. 


Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga mengatakan ada dua kemungkinan ihwal langkah Golkar dalam menentukan nasibnya.

Pertama, Golkar akan berkoalisi dengan KKIR jika tetap menginginkan Ketua Umumnya yakni Airlangga Hartarto menjadi capres atau cawapres pada Pilpres 2024.

Menurutnya, bergabung bersama Gerindra dan PKB adalah hal yang paling realistis. Sebab, Airlangga masih bisa bersaing dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

"Kalau Golkar tetap menginginkan Airlangga Hartarto sebagai capres atau cawapres maka yang paling realistis adalah ke KIR," kata Jamiluddin ,Kamis (4/5) malam.

Namun, ia mengatakan jika Golkar berkoalisi dengan KKIR, maka peluang Airlangga sebagai capres sangatlah kecil. Hal itu lantaran elektabilitas Airlangga berada jauh di bawah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Berdasarkan Survei Indikator Politik Indonesia pada Minggu (26/3), elektabilitas Airlangga berada di angka 0,9 persen. Dia menempati posisi enam jauh di bawah Ridwan Kamil dengan elektabilitas 20,3 persen dan Sandiaga Uno dengan elektabilitas 14,2 persen.

Kemudian, hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI) dengan sampling 31 Maret 2023-4 April 2023 menyatakan elektabilitas Airlangga sebagai cawapres mencapai 2,7 persen. Sementara itu, hasil survei Polmark Indonesia sepanjang Januari-Maret menunjukkan elektabilitas Airlangga berada di angka 0,7 persen.

Kata dia, jika dilihat dari data survei itu, tentu yang paling berhak menjadi capres adalah Prabowo. Sementara Airlangga mengisi posisi cawapres.

"Kalau Golkar tetap menginginkan posisi capres tentu kalo bahasa saya itu tidak tahu diri karena elektabilitas dia kan sangat rendah. tidak mungkin dia kalau bergabung ke KIR ngotot untuk posisi capres," ujarnya.

Jamiluddin berpendapat bahwa Airlangga justru tidak akan mendapat posisi apapun jika memaksakan dirinya sebagai capres. Sebab, Airlangga tak memiliki nilai jual. Tak hanya itu, parpol koalisi juga akan menutup pintu bagi Golkar. 

"Kalau dia tetap itu posisi yang diinginkan, saya yakin dia enggak dapat apa-apa dan tidak bisa berkoalisi kemanapun. Karena itu tadi nilai jual Airlangga Hartarto kecil sekali," kata Jamiluddin.

Jamiluddin mengungkapkan kemungkinan Golkar berkoalisi dengan PDIP jika partai beringin tak lagi menginginkan posisi capres atau cawapres. Menurutnya, PDIP akan membuka peluang bagi Golkar untuk bergabung jika mereka hanya menginginkan kursi menteri.

"Kedua, kalau Golkar itu tidak menginginkan capres atau cawapres tapi mungkin saja dia berharap beberapa kursi menteri, maka terbuka peluang baginya ke PDIP," ucapnya.

Sementara itu, kata Jamiluddin, kecil kemungkinan Golkar berlabuh ke Koalisi Perubahan bersama NasDem, PKS, dan Demokrat. Hal itu lantaran Airlangga memiliki kedekatan dengan Presiden Joko Widodo.

"Namun, kalau ke Koalisi perubahan tentu kecil sekali karena Golkar termasuk ketua umumnya itu dalam tanda kutip sudah bagian yang sulit dipisahkan dengan Jokowi. Karena itu peluang ke Koalisi Perubahan hampir dapat dipastikan tidak mungkin terjadi," ujarnya.

Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi menilai KIB menghadapi dilema lantaran tak memiliki figur yang kuat untuk dicalonkan sebagai presiden, sehingga mereka memilih untuk jalan sendiri-sendiri. Menurutnya, KIB pada akhirnya akan bubar.


Padahal, kata dia, KIB hanya perlu kepercayaan diri untuk mengusung tokoh politik di luar koalisi sebagai capres. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi berlabuh ke koalisi lain.

"Cari nama baru, misalnya Mahfud MD. Itu akan bergeser peta konfigurasi politik itu. KIB ini bisa menghasilkan satu calon lagi tapi memang bukan dari figur kader dia. Kenapa begitu karena kader dia memang tidak ada yang kuat sebagai capres," ujarnya.

"KIB pada akhirnya jalan sendiri-sendiri karena tidak ada keberanian," imbuhnya.


Asrinaldi mengatakan jika Golkar tetap memaksakan Airlangga maju dalam kontestasi politik 2024 mendatang, KKIR bakal menjadi tempat mereka berlabuh.

"Kalau memang Golkar mau ya tetap Airlangga yang diajukan. Otomatis pilihannya itu ada pada Prabowo," kata Asrinaldi.

Namun, ia menyebut elektabilitas Airlangga tak cukup untuk membuat Prabowo memilihnya sebagai cawapres. Sebab, elektabikitas menjadi salah satu kriteria cawapres yang dicari Prabowo.

Asrinaldi berpendapat kemungkinan Golkar berkoalisi dengan KKIR jauh lebih besar ketimbang bergabung dengan Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

"Lebih realistis Golkar ke KIR karena Prabowo juga sudah diminta untuk mencari wakil presiden yang elektabilitasnya tinggi juga. Kalau mengharapkan Prabowo sendiri dengan segmen pemilihnya sama dengan Anies Baswedan ya jelas akan tergerus suara Prabowo," jelasnya.

Menurut Asrinaldi, suara Prabowo bisa dibackup dengan memilih cawapres yang memiliki karakteristik berbeda dengan dirinya.

"Airlangga oke cuma tidak terlalu menjual menurut saya," ujarnya.


Asrinaldi menilai Gubernur Jawa Barat sekaligus kader baru Golkar, Ridwan Kamil lebih memiliki nilai jual sebagai cawapres dibandingkan Airlangga.

"Pilihan Golkar kan pilihan yang bagaimanapun karena harga diri Golkar juga harus bisa mengusung ketuanya jadi presiden ya mau tidak mau pilihannya seperti itu. Tapi kalau dia berpikir Airlangga cukup sebagai King Maker saja, Ridwan Kamil lebih menjual menurut saya," pungkasnya.

Politikus Partai Golkar, Dave Laksono mengatakan Golkar bersama KKIR telah menyepakati kerja sama pemenangan.

Menurutnya, konsep kerja program tersebut kini dalam tahap penyusunan. Golkar menunjuk Nusron Wahid untuk membuat konsep kerja tersebut.

"Kita sudah menyepakati sebuah kerjasama pemenangan, nanti detailnya akan dijabarkan, saat ini masih dalam tahap pembahasan program-program kerja," kata Dave , Kamis (4/5) malam.

Meski demikian, Dave menegaskan bahwa hingga hari ini Golkar kukuh mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.

"Golkar tidak pernah menyatakan akan mengusung capres selain Pak Airlangga," tegasnya.

Dave mengatakan belum ada pembicaraan mengenai perubahan capres di internal Partai Golkar. Ia menambahkan, Golkar akan mendeklarasikan Airlangga sebagai capres pada waktu yang tepat.

"Kami masih tetap akan mengusung Pak Airlangga, dan nanti akan kami umumkan pada waktunya," ujar Dave.


Src


Load comments